Dr Aidi Sp A
Dyslexia adalah salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik dan merupakan bentuk kesulitan belajar spesifik yang paling sering ditemukan. Mengapa disebut kesulitan belajar SPESIFIK, yakni karena kesulitan belajar ini terjadi pada individu yang normal, dan kesulitan belajar yang terjadi hanya spesifik pada beberapa aspek tertentu saja (bukan kesulitan pada seluruh aspek perkembangan), utamanya yaitu kesulitan pada aspek berbahasa dan berhitung.
Dyslexia berasal dari bahasa Greek, terdiri dari 'dys' yang artinya 'salah / menyimpang' dan 'lexia'yang artinya 'bahasa'. Jadi, dyslexia adalah suatu kesulitan berbahasa yang terjadi pada individu normal (terbukti potensi kecerdasannya adalah normal atau mungkin di atas rata rata). Kesulitan berbahasa yang dimaksud meliputi bahasa lisan, bahasa tulisan dan bahasa sosial.
Apa yang nampak pada kesulitan bahasa lisan?
Individu dyslexia biasanya menunjukkan kemampuan verbal dengan kosa kata yang terbatas, artikulasi yang tidak tepat, pemahaman dan pemilihan istilah-istilah saat ngobrol yang tidak pas serta kesulitan untuk menyusun kata menjadi kalimat yang runtut susunannya. Kesulitan berbahasa lisan ini sudah dapat dilihat sejak anak berusia pra sekolah.
Apa yang nampak pada kesulitan bahasa tulisan ?
Anak dyslexia biasanya lambat atau kesulitan saat mulai belajar mengenal bunyi huruf, bentuk huruf, merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, kesulitan membaca-menulis dan memaknai bacaan. Selain itu, mereka juga sering disertai kesulitan mengenal lambang bilangan, nama bilangan, menghitung sederhana, memaknai soal cerita matematika, membedakan arti dari berbagai lambang operasional matematika, dan sebagainya.
Apa yang nampak pada kesulitan bahasa sosial?
Anak dyslexia seringkali kesulitan memahami tanda tanda sosial dan bahasa tubuh dari lawan bicara dan lingkungannya, sehingga kerap mereka nampak janggal dalam pergaulan. Sikap mereka cenderung 'seenaknya' atau seperti 'tidak tahu aturan' namun sebenarnya hal tersebut disebabkan karena mereka seperti tidak peka terhadap aturan dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Selain gejala gejala tersebut di atas, individu dyslexia seringkali menunjukkan kondisi kondisi lain seperti mudah lupa, sulit mengingat instruksi yang panjang, grasa grusu dan kurang fokus dalam menumpukan perhatian pada saat beraktivitas belajar.
Penting sekali bagi orang tua, guru dan masyarakat untuk memahami secara komprehensif mengenai kondisi dyslexia ini. Karena, intervensi dini pada anak dyslexia dapat mengoptimalkan kemampuan dan performa nya, sedangkan jika anak dyslexia tidak mendapat intervensi dini atau bahkan mendapatkan label yang salah dan intervensi yang tidak tepat, maka anak akan kaya dengan pengalaman gagal yang membawanya pada kepercayaan diri yang buruk. Bukan sedikit kasus dyslexia berat yang berakhir dengan kondisi anak sama sekali tidak mau sekolah, bahkan sebagian dari mereka punya keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Sangat diharapkan agar para orang tua dan tenaga pendidik serta para penyelenggara layanan pendidikan untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dirinya demi memahami dan melayani anak anak dyslexia ini dengan sebaik-baiknya.
#AsosiasiDisleksiaIndonesia
#BulanPeduliDisleksiaIndonesia
#DyslexiaAwarenessMonth #OneDayOnePost
#Dyslexia2016
#Disleksia
#AsosiasiDisleksiaIndonesia
#DPSGIndonesia
#Lexipal
#DyslexiaSpeaksUpIndonesia2016Surabaya
#WonderfulLifeTheMovie2016
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
kirim Berita tentang Pendidikan/tulisan/artikel/cerita Motivasi/ Pengalaman spiritual ilahiah yang mengispirasi serta kritik, saran donasi. Iklan dan sumbangan anda ke pelajarhariini
via BBM : D184F206
Website : Pelajarhariini.com
email : forpelajarhariini@gmail.com
upgrade aplikasi android pelajarhariini.apk di
https://www.dropbox.com/s/7fcm7j2hw7xf2ig/com.pelajarhariini.apk?dl=0
Posting Komentar