*PASTI CUKUP! II
Desy GM jakarta
"Assalamualaikum." Tepukan itu di iringi oleh salam.
"Astaghfirullah!", sontak ku kaget sambil menoleh ke arah tepukan itu.
"Hey! Jawab salam, Des. Kok malah istighfar.", Sahutnya.
"Eh iyaa wa'alaykumussalaam. Assif, ana kaget tiba-tiba ada yang menepuk bahu ana.", jawabku.
"Hehe, Anti daritadi ana panggil-panggil dari tempat parkir. Gak dengar, ya? Masih ingat dengan ana?", tanyanya.
MaasyaAllah... Hasna. Allah pertemukan kita disini setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. Selepas lulus SMA, aku dan Hasna putus kontak. Sebab dia kuliah di Lombok. Sedangkan aku tetap di Jakarta. Kami dulu aktifis rohis di SMA.
"MaasyaAllah, Hasna?! Assif, ana gak dengar. Kaifa haluk, na? Lama kita tidak bertemu.", sahut ku gembira.
"Ana bi khoir, Desy." Jawabnya.
Saat ini Hasna sedang berlibur di Jakarta. Ia menginap di rumah Pamannya.
Kami berdua berjalan memasuki Masjid. Sambil bertukar cerita yang selama ini terpendam. Tak terasa kajian pun di mulai. Kami dan ummahat lainnya mulai menyimak.
***
"Baiklah, kajian ini kita tutup sementara untuk melaksanakan sholat Ashar berjamaah", begitu kata Moderator kajian. Kami semua membaca do'a kafaratul majelis.
"Desy, Anti sendiri kesini?", tanya Hasna.
"Iya, Na.", jawabku.
"Ana boleh pulang bareng anti, ngga? Om ana ada udzur jadi tadi pulang duluan.", ujarnya.
Deg. Aku teringat kembali dengan uang parkir dan bensin. Nanti bayar parkir berapa, ya? Terus, bensin sisa berapa, ya? Mana Hasna minta pulang bareng, rumah pamannya searah dengan perjalanan pulang ke rumah. Nanti kalau bensinnya habis di jalan, apa kata dunia?
"Hm, oke na.", nekat saja aku mengiyakan permintaannya. Disaat genting begini aku ingin mengamalkan hadist nabi shallallahu 'alaihi wassalaam.
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Aku ingin membantu Hasna. Agar Allah membantuku kelak.
Adzan berkumandang, kami pun sholat Ashar berjamaah. Beberapa saat kemudian, kajian di mulai kembali. Entah mengapa aku tidak peduli dengan bensin dan uang parkir nanti. Aku tetap percaya, bagaimanapun caranya pasti Allah mudahkan urusanku.
*bersambung*
Posting Komentar