JAKARTA -- Santri pondok pesantren akan kembali memperingati Hari Santri yang puncaknya dirayakan para 22 Oktober mendatang. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan, bahwa hari santri harus dimaknai sebagai wujud tanggung jawab kalangan santri pondok pesantren atas nasib bangsa dan negara Indonesia Tercinta.
"Seperti apa Indonesia kita 10, 20, 50, bahkan 100 tahun yang akan datang. Itu juga menjadi tanggung jawab utama kalangan santri sebagai mayoritas dari bangsa ini," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada Malam Apresiasi Pesantren di Jakarta, Kamis (13/10) malam.
Menurutnya, sampai saat ini, tujuh dasawarsa setelah revolusi jihad dikumandangkan, para santri dan dunia pesantren tetap memosisikan diri sebagai pengawal NKRI. Sikap setia ini, ujar Lukman, makin dibutuhkan di tengah situasi Indonesia belakangan ini yang diwarnai munculnya kelompok-kelompok ekstrim dan intoleran yang ingin menggerogoti sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Lebih dari itu, santri kini telah bertransformasi menjadi kekuatan baru, kekuatan yang dengan sadar membangun peradaban Indonesia," pekik Menag disambut tepuk tangan. Hadir dalam kesempatan ini, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Machasin, Kapinmas Mastuki, dan pejabat eselon II dan III dilingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Dikatakan Menag, jumlah santri yang banyak dan tersebar di seantero negeri menyimpan potensi dan energi tersendiri bagi pembangunan bangsa. "Aset berharga ini harus dirawat agar kian membawa maslahat. Tidak hanya dibidang sosial keagamaan, namun juga dalam bidang ekonomi, politik, dan kebudayaan," tandasnya.
sumber: REPUBLIKA.CO.ID,
Posting Komentar