Selamat Datang di Portal Pelajar

Teliti Radikalisme, Siswa MAN 1 Raih Emas OPSI

Sebuah jurnal menyebut, sebanyak 63 persen pelaku radikalisme agama adalah para pelajar SMA. Hal ini mendorong dua peneliti muda MAN Yogyakarta 1, Hayuni Mu’afa Fajri dan Isyraq Khairunnisa melakukan penelitian tentang radikalisme agama di kalangan pelajar SMA/MA di Yogyakarta. Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Keikutsertaan pada Kegiatan Rohis terhadap Pemahaman dan Sikap Radikalisme Pelajar SMA/MA Kota Yogyakarta” ini telah mengantarkan mereka meraih medali emas pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2016 yang diselenggarakan Kemendikbud, pada Minggu-Jumat (2-7/10).

Ketika dijumpai di sekolahnya, Hayuni dan Isyraq menceritakan proses penelitian yang dilakukan. Ketertarik mereka meneliti masalah ini dipicu maraknya pemberitaan dan diskusi tentang gerakan radikal. Setelah diselidiki, kata Hayuni, demikian sapaan akrabnya, ternyata pelakunya dari kalangan akademisi dan pelakunya belum memahami betul tentang ajaran agama.

Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran 180 angket di kalangan pelajar aktivis ekstra kulikuler kerohanian islam (rohis) SMA/MA di Kota Yogyakarta. Rohis dipandang sebagai organisasi yang memberi konsep kehidupan beragama yang toleransi dalam diri para pelajar.

Sebanyak 9 sekolah menjadi target penyebaran angket penelitian ini. Angket ini bertujuan untuk meneliti sikap pelajar tentang radikalisme, dan tingkat pemahaman keagamaan mereka. Berdasarkan hasil penelitian ini, Hayuni menyimpulkan, para pelajar SMA/MA Kota Yogyakarta memiliki sikap menentang terhadap adanya paham radikal itu.

“Mereka memiliki pemahaman yang baik tentang radikalisme. Selain itu mereka juga melakukan upaya pencegahan yang baik terhadap radikalisme itu,”ujar siswi kelas XII IPS 1 itu.

Kedua siswa kelas VII IPAS 1 MAN Yogyakarta 1 ini juga menemukan adanya upaya pihak sekolah untuk membendung paham radikal di kalangan pelajar. Mentoring dan kajian keislaman menjadi upaya yang ampuh meredam paham radikal di kalangan pelajar Yogyakarta.

Dalam penelitiannya, kedua peneliti muda ini juga menemukan adanya beberapa alumni sekolah tertentu yang mencoba memasukkan paham radikal ke kalangan pelajar. Selain itu, ditemukan pula adanya upaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menggaet anggota dari kalangan pelajar. Untungnya, paham radikal itui mampu dibendung dengan melakukan seleksi materi mentoring sebelum disebarkan ke para siswa.

“Ada kasus alumni yang memasukkan paham radikal. Ditemukan ada tiga kasus. Ada juga undangan dari HTI,” kata Isyraq.

Pelatih Karya Ilmiah Remaja (KIR) MAN Yogyakarta I Nur Fathurrahman Ridwan atau yang akrab disapa Kak Ridi menuturkan, keduanya telah melalui tahapan demi tahapan. Mulai dari pengajuan proposal, pembimbingan dari Disdikpora DIY, pengambilan data, pengumpulan laporan, hingga lolos seleksi nasional. Kemudian pada akhirnya, setelah pameran poster dan presentasi di hadapan para dewan juri, penelitian keduanya berhasil mendapatkan medali emas. (Andi)

Sumber: Edupost.ID

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

kirim Berita tentang Pendidikan/tulisan/artikel/cerita Motivasi/ Pengalaman spiritual ilahiah yang mengispirasi serta kritik, saran donasi. Iklan dan sumbangan anda ke pelajarhariini
via BBM : D184F206
Wa/Telegram: 085278785775
Website  : Pelajarhariini.com
email     : forpelajarhariini@gmail.com
upgrade aplikasi android pelajarhariini.apk di

  https://www.dropbox.com/s/7fcm7j2hw7xf2ig/com.pelajarhariini.apk?dl=0

*****************************

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. Media Belajar Jurnalistik - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger